Date: Feb 12, 2009 11:36 AM
Kamis, 12 Februari 2009
BUDIDAYA GURAMI PEMBIBITAN & PEMBESARAN
Cara Gampang Raup Untung Besar di Lahan Terbatas
Menjamurnya tempat-tempat kuliner di Yogyakarta turut mendongkrak kebutuhan ikan segar. Khusus untuk gurami setidaknya Yogya membutuhkan 2-3 ton per hari. Sayangnya, 75 % pasokan gurami masih harus didatangkan dari Jawa Timur karena masih sedikitnya petani gurami di DIY.
"Ada 34 rumah makan besar di Yogya. Rata-rata membutuhkan 1-2 kwintal perhari. Morolejar misalnya, butuh 5 ton pasokan ikan per bulan. Sendang Ayu Kalasan butuh 4 ton. Boyong Kalegan 3,5 ton lebih. Rumah makan lain fenomenanya juga sama. Belum termasuk 6460 PKL yg sebagian juga menyuguhkan menu gurami. Harga ikan tidak pernah turun. Ikan juga lauk yang paling aman bagi manusia. Ini adalah peluang bisnis yang potensinya luar biasa besar," jelas Among Kurnia Ebo, direktur Lembaga Pengkajian Agribisnis Strategis (LPAS) Yogyakarta dalam Diklat Budidaya Gurami di Jambidan kemaren.
Menurutnya, budidaya pembibitan maupun pembesaran gurami, keduanya sama prospeknya. Bagi mereka yang modalnya kecil bisa bergerak di sektor pembibitan dengan kolam bak di halaman rumah. Sedangkan yang mempunyai lahan luas dan modal besar, bisa bermain di kolam pembesaran. Apalagi dengan aplikasi Teknologi Guba Simba, kini gurami sudah bisa dipanen kurang dari 9 bulan ukuran 7 ons.
Diklat & Networking
Untuk membidik potensi pasar tersebut dan membangun networking yang solid maka LPAS bersama PerMina (Perkumpulan Masyarakat Perikanan Nusantara) kembali menggelar Diklat Budidaya Gurami pada Minggu 22 Pebruari 2009 di Kampung Gurami, Jlamprang Lor, Jambidan, Banguntapan, Bantul. Narasumber yang dihadirkan Gosis Siswanto (Mina Raharja) sebagai praktisi sukses budidaya gurami dan Among Kurnia Ebo (LPAS) penemu teknologi Guba (Gugus Simba).
Menurut Sekretaris Jendral PerMina, Wiwied Usman, gurami sangat prospek dikembangkan seiring meningkatnya sentra-sentra kuliner yang menyuguhkan masakan gurami sebagai menu utama. Yang berminat mengikuti diklat, silakan mendaftar di (0274) 935 7800. Diklat kami adakan secara santai di Gubug PerMina dan langsung praktek di kolam. Terbatas untuk 30 peserta," jelas Wiwied. Jika peserta membludak maka, akan diarahkan untuk mengikuti di angkatan bulan berikutnya. Sebab, pelatihan ini diadakan setiap bulan oleh PerMina dan LPAS.
"Peserta kami batasi agar pelatihan berlangsung efektif, intensif, dan guyub. Materinya meliputi teknik budidaya Sistem Guba (Gugus Simba) berbasis probiotik, pembibitan, pendederan, pembesaran, dan pemasaran, serta pembentukan networking bersama Permina. Peserta diklat akan didampingi dan bebas konsultasi seumur hidup. Jadi, dengan networking ini soal pasar bukan lagi masalah," kata Wiwied yang akan menggelar Diklat Budidaya Udang Galah bersama Jarot Cahyono (praktisi sukses udang galah) pada Rabu 4 Maret 2009 mendatang. ***
From: LEMBAGA PENGKAJIAN AGRIBISNIS STRATEGIS <lpasyogya@gmail.com>
Date: Feb 12, 2009 11:36 AM
Date: Feb 12, 2009 11:36 AM
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar