Dimana nurani berada ... ?
- Pengecetan jalar-jalur sepeda dan ruang tunggu sepeda, juga pengecatan rambu untuk difable
- Pembersihan / pengecatan cagar budaya/heritage dari iklan komersial.
- Pembersihan sampah-sampah visual berupa reklame, rontek-rontek yang mengganggu kenyamanan dan keamanan masyarakat.
.
- Sudah sejak tanggal 6 oktober 2012 walikota Jogja menjanjikan akan segera membenahi rambu-rambu dan ruang tunggu sepeda, namun hingga saat ini belum juga direalisasikan; apabila alasannya karena anggarannya belum masuk di tahun 2013, kenapa tidak dianggarkan saat atau setelah walikota menjanjikan kepada pengguna sepeda pada tanggal 6 oktober 2012 untuk “segera” memperbaiki sarana penunjang kenyamanan dan keamanan pesepeda; dan bukan baru dianggarkan setelah ada aksi (lagi) dari teman-teman pesepeda!
- Sebagaimana yang saya dapatkan informasi dari bapak Sumbo Tinarbuko di sela-sela kegiatan Merti Kutha berlangsung, bapak Walikota juga (pernah) berjanji akan menindak dan membersihkan papan reklame, rontek-rontek dan yang lain di ruang publik, namun pada kenyataannya masih tetap dan makin banyak sampah visual bertebaran dimana-mana. Apabila beralasan dengan masalah kekurangan tenaga, saya yakin bila ada kemauan, sebagian besar warga kota Jogja akan bersedia untuk bekerja bersama memerangi, mencabuti dan membersihkan sampah visual, termasuk teman-teman komunitas diatas yang sudah merelakan waktu tenaga dan juga biaya untuk hal diatas.
- Kesemrawutan trotoar sebagai lahan parkir motor maupun mobil juga sangat mengganggu akses bagi pejalan kaki dan difable, begitu juga keberadaan tiang listrik di tengah trotoar yang sempit, sangat menyulitkan dan membuat para difable harus berjibaku dan bertaruh nyawa hanya sekedar ingin melewati dan “memakai haknya” berjalan di trotoar.
Dan unggahan videonya pada kegiatan Merti Kutho tersebut adalah sebagai berikut
Komentar :
Posting Komentar