.
Minggu, 06 Mei 2012
Bicycle Tour in Jogja: Wisata Unik yang Menantang dan Menyehatkan! (Part 1)
.
Berwisata
untuk jaman sekarang bukan lagi sebuah kebutuhan yang bersifat
sekundair lagi untuk beberapa orang, bahkan dalam sebuah tulisan yang
pernah saya baca ada beberapa orang yang memberi pemahaman bahwa
berwisata bagi orang-orang barat ibarat sudah menjadi sebuah
keyakinan/agama baru yang harus dilakukan dalam jangka waktu tertentu
karena dengan berwisata semua kesibukan dan kepenatan keseharian bisa
dihilangkan dan hidup ini menjadi fresh lagi; tentu saja keyakinan/agama
dalam tanda kutip karena walau bagaimanapun mereka juga tetap melakukan
kegiatan beribadah ataupun berdoa kepada Tuhan YME untuk tetap
menyelaraskan hidup antara yang jasmani dan rohani seperti juga
kebanyakan orang.
Berwisata
pada umumnya dilakukan dengan kendaraan umum dan dalam bentuk kelompok,
karena sudah sangat jamak bahwa berwisata akan lebih “legit” lagi bila
itu dilakukan bersama-sama teman atau handai taulan dalam jumlah yang
banyak. Karena dengan bepergian dalam jumlah yang banyak ada kesan bahwa
“keramaian/keriuhan” diantara mereka sendiripun juga sudah merupakan
salah satu penambah meriahnya suasana, ada semacam “ruh” yang
menggerakkan mereka untuk memunculkan kegembiraan ke permukaan ketika
mereka mengeluarkannya secara bersama-sama.
Berwisata
adalah bergembira, dan kegembiraan akan lebih memuncak lagi saat
diungkapkan secara bersama-sama dalam jumlah yang banyak.
Apabila
betul uraian saya diatas tentang “kegembiraan bersama” dalam berwisata
tersebut, lalu bagaimana bila “kegembiraan bersama” dalam melakukan
wisata tersebut dilakukan dengan cara yang lain ?
.
Di
instansi saya yang bergerak dibidang kesehatan sebagaimana biasa selalu
kedatangan mahasiswa yang sedang melakukan Praktek Kerja Nyata (PKL),
dan mahasiswa PKL tersebut berasal dari berbagai universitas dan juga
berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Secara
kebetulan pada bulan April dan Mei 2012 ini ada serombongan mahasiswa
PKL yang berasal dari Sulawesi dalam jumlah yang cukup banyak.
Dalam
sebuah kesempatan luang, saya menanyakan pada mereka apakah mereka
sudah mengunjungi tempat-tempat wisata di Jogja. Dan ketika mereka
menyatakan bahwa ada beberapa tempat wisata yang belum mereka kunjungi,
maka saya mencoba menawarkan pada mereka untuk melakukan wisata dengan
cara yang sedikit berbeda, yaitu berwisata dengan sepeda!
.
Kenapa saya tawarkan berwisata dengan sepeda ?
Karena kebetulan saya adalah penggemar kegiatan bersepeda dan sudah memulai mengkoleksi beberapa sepeda.
Lalu apa sih kelebihan berwisata dengan sepeda ?
Saya
yang dalam wisata tersebut sekaligus jadi pemandunya ingin menjelaskan
hal tersebut dengan cara memaparkan secara runut perjalanan wisata yang
baru saja saya lakukan dengan saudara-saudara kita yang datang dari
Sulawesi alias tamu wisatawan nusantara saya ini tahap demi tahap dari perjalanan awal.
.
Persiapan sebelum berangkat menikmati "wisata sepeda" :
.
.
Setelah beberapa saudara kita dari Sulawesi memilih sepeda yang telah saya persiapkan dengan menyesuaikan postur
tubuh mereka masing-masing maka pada jam 06.30 WIB kami berangkat dari
Jl Jend. Sudirman 70 Yogyakarta menuju ke tujuan wisata yang pertama
yaitu Candi Sambisari. Adapun jalur yang saya pilih adalah jalur selokan
mataram, yang meskipun sedikit panas namun ada pemandangan yang cukup
menarik untuk dinikmati dan lumayan menarik juga untuk melakukan
pergerakan memainkan irama sepeda karena masih jarangnya kendaraan lain
yang berlalu lalang dan berpapasan dengan kita; intinya kita sangat
leluasa untuk berekspresi mengelurakan kegembiraan menikmati enaknya
bersepeda sambil mengeluarkan keringat kesehatan dan membakar lemak ditubuh kita!
Saat
bersepeda meskipun kami bebas memacu laju sepeda namun dikarenakan kami
tetap ingin menikmati wisata ini dengan cara yang benar-benar “enjoy”
maka terkadang kami sempatkan untuk berhenti; berhenti untuk
beristirahat sambil berbincang tentang suasana sekitar. seperti
banyaknya orang menanam dan memanen padi dimana di Sulawesi sangat
jarang ditemui, kadang juga diisi dengan cerita ringan, dan kelakar .
Dan setelah melalui berbagai kelokan disepanjang selokan mataram maka
sekitar Jam 08.00 WIB kami telah sampai pada tujaun pertama yaitu Candi
Sambisari, sebuah candi yang sungguh sangat memukau! Sangat indah untuk
dipandang dan juga sangat indah untuk melakukan pengambilan gambar dari
berbagai sudut. Ya candi Sambisari adalah sebuah candi yang sangat unik
karena letaknya yang berada dibawah permukaan tanah!
.
Perjalanan melewati kelokan selokan mataram adalah juga merupakan sebuah perjanalan yang penuh sensasi :
.
Sebenarnya Candi Sambisari yang ditemukan secara tidak sengaja oleh Karyowinangun pada 1966 itu adalah Candi yang tidak
terlalu luas akan tetapi karena Candi yang berukuran 13,65m x 13,65m
dan berada 6.5 meter dibawah permukaan tanah yang ditemukan oleh
Karyoinangun saat dia mengayunkan cangkulnya ditanah itu struktur
bangunan dan tata letaknya sangat unik, maka apabila kita sedang berada
disekitarnya/diatasnya seolah kita sedang berada dalam suasana kerajaan
tempo dulu. Ada semacam “ruh” kehidupan jaman dahulu yang hadir di jaman
ini, sehingga perjalanan bersepeda yang cukup menguras keringat
terutama bagi yang belum terbiasa melakukan perjalanan bersepeda dengan
jarak tempuh sejauh itu akan terasa terobati dengan hadirnya suasana
“lain” tersebut. Maka sejenak setelah saudara-saudara wisatawan dari
Sulawesi beristirahat dan menikmati keindahan dan keunikan bangunan
Candi sambisari serta telah melakukan “ritual” pengambilan gambar baik
foto maupun video, dengan kesegaran baru kami melanjutkan perjalan
“wisata sepeda” lagi kearah timur dengan melalui panjangnya dan indahnya
kelokan selokan mataram yang juga menyimpan sejuta cerita ini. Ya
keberadaan selokan mataram adalah catatan sejarah kebijaksanaan pemimpin
Jogja pada saat itu! Dan itu adalah sebuah sejarah panutan yang harus
saya ceritakan pada tamu wisatawan saya agar mereka bisa pulang dengan
membawa sejumlah cerita “yang bernilai luhur” yang patut diestafetkan
padsa anak-cucu kita!
.
Pada perjalanan kedua dari Candi sambisari menuju ke Candi Sari karena
jarak tempuh yang tidak begitu jauh maka segeralah kami sampai pada jam
9.30 WIB. Dan setelah melakukan pengambilan gambar secukupnya makan
untuk menyingkat waktu kami segera beranjak kembali untuk menuju ke
Candi Prambanan.
.
Berpose dengan sepeda di Candi Sari
.
Saat
tiba di pintu masuk Candi Prambanan waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB.
Disinilah kami semua menumpahkan segala kegembiraan dengan
sepuas-puasnya karena inilah titik akhir perjalanan dimana setelah dari
candi Prambanan kami tinggal melakukan perjalanan pulang.
Saat
kami masih di pelataran luar, kami melakukan berbagai aktifitas baik
untuk melakukan pengambilan gambar maupun melihat keindahan banyaknya
Candi yang berserakan dengan segenap makna yang ada didalamnya, dimana
semua yang ikut “berwisata sepeda” ini merasa sedikit merinding ketika
saya jelaskan tentang bagaimana indah dan “lebih” penuh dengan suasana
magisnya saat membayangkan bahwa semua candi yang berserakan tersebut
pada jamannya tertata rapi berderet dan saling menghipnotis dan
menghidupkan suasana magis pada masing-masing candi luarnya yang
mengelilingi candi utama yaitu Candi Siwa, Brama dan Wisnu yang juga
mempunyai cerita yang tak kalah fenomenalnya pula.
Untuk
Candi Siwa Brama dan Wisnu yang didalamnya ada relief yang
menceriterakan tentang Ramayana sekilas ceritanya bisa Anda baca di
tulisan terdahulu saya berikut ini :
Secara
singkat setelah kami masuk dan berputar-putar untuk melihat-lihat
kehebatan Candi Prambanan, sebuah mahakarya hebat dari orang orang hebat
pada jamannya serta setelah puas berbelanja bpakaian dan pernak-pernik
yang lain maka kami melanjutkan perjalanan pulang, namun di tengah
perjalanan pulang kami masih singgah di sebuah Candi lagi yaitu Candi
Kalasan dengan maksud agar perjalanan wisata bersepeda ini akan lebih
lengkap bila para wisatawan menjadi tahu bahwa sebenarnya selain Candi
Prambanan, di Jogja ternyata masih banyak lagi terdapat Candi yang bila
dikaitkan satu dengan yang lain akan menjadikan sebuah rangkaian sejarah
yang saling kait mengkait dan tidak terpisahkan. Sejarah yang tidak
hanya sekedar diketahui secara teori saja melainkan secara faktual.
..
Beberapa gambar Candi Kalasan :
.
.
Demikian seklias uraian perjalanan wisata yang baru saja saya lakukan bersama wisatawan dari Sulawesi.
Dengan
perjalanan wisata bersepeda menyusuri beberapa Candi ini saya bermaksud
selain melakukan perjalanan wisata yang menyehatkan juga akan menjadi
sebuah perjalanan wisata mengungkap kembali sejarah luhur bangsa kita
yang patut kita banggakan dan menjadikan panutan kita karena betapa
dijaman yang masih serba “manual” mereka telah bisa membuat sebuah
bangunan yang sangat monumental yaitu berupa Candi-candi yang salah satu
yang paling terkenal kemegahannya adalah Candi Prambanan.
.
Lalu apa kesan dan tanggapan saudara kita yang datang dari Sulawesi tentang “wisata sepeda” ini ?
Mereka mengatakan begini pada saya :
“ … Pak, terima kasih atas “penyiksaan” ini, kami sungguh sangat puas sekali!”
“ Sayang kenapa tidak kemarin-kemarin Bapak mengajak kami berwisata sepeda seperti ini …”
Demikianlah
ungkapan kepuasan mereka atas “wisata sepeda” ini, meski mereka
mengatakan dengan istilah “penyiksaan” tentu saja penyiksaan yang ini
adalah penyiksaan dalam tanda kutip!
Lalu,
tentang penyesalan mereka kenapa mereka tidak diajak berwisata
kemarin-kemarin, itulah yang akan saya sajikan dalam tulisan saya yang
kedua, dimana tulisan tersebut berisi tentang wisata sepeda Part 2 yang
akan saya agendakan besuk Minggu 13 Mei 2012 dengan wisata sepeda dalam
suasana yang “lain”.
.
So, bila untuk “wisata sepeda” Part 1 ini Anda juga menginginkan, mari jangan segan-segan untuk menghubungi saya.
.
Salam wisata, salam sepeda!
Candi Prambanan dalam gambar yang diambil dari berbagai sudut :
.
..
.
.
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar