Kompasiana HL | 27 May 2010http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/05/27/mari-gowes-di-desa-wisata-yang-memang-sangat-yesss-150603.html
Kamis, 27 Mei 2010
Mari Gowes di Desa Wisata yang Memang Sangat Yesss!!!
Perjalanan
bersepeda menyusuri jalan-jalan desa,sungguh sangat menyenangkan,
apalagi dikanan kiri jalan berjajar pohon-pohon salak yang kian menambah
indahnya suasana.
Begitu
juga saat perjalanan bersepeda menyusuri desa berganti melewati
persawahan yang menghampar di sepanjang perjalanan, pemandangan terlihat
begitu asri.
Demikianlah
sekilas perjalanan bersepeda saya dan beberapa teman dalam rangka
membuat route untuk rencana “Wisata Sepeda” yang akan diadakan pada
tanggal 6 Juni 2010 oleh Dinas Pariwisata Jogja dengan tujuan utama
memperkenalkan Situs Sorowulan atau yang sering disebut masyarakat
setempat Srowulan.
Menyebut
desa Sorowulan kita tidak bisa lepas untuk menceritakan juga tentang
pasar Sorowulan; ya pasar Sorowulan yang dibangun pada tahun 1921 adalah
pasar yang dibangun dalam rangka untuk mengabadikan nama bapak Sayuti
Melik, pengetik naskah Proklamasi yang lahir di Sorowulan. Pasar
Sorowulan sendiri mempunyai banyak fungsi antara lain adalah sebagai
Pasar Kasultanan, Pasar Pemerintahan dan merupakan cikal bakal Kecamatan
Pakem serta sebagai pasar Perjuangan, dikatakan sebagai pasar
perjuangan dikarenakan saat perang dunia kedua pejabat dan pejuang
mengungsi di Sorowulan sebagai tempat penyusunan strategi dan logistik.
Di pasar ini dulu juga sering diadakan kesenian rakyat tradisionil dan
religius secara rutin.
Pasar
Sorowulan juga sering disebut sebagai pasar Kasultanan Sorowulan karena
didirikan Kraton Yogyakarta sebagai kembaran Pasar Ngasem. Jadi Pasar
Sorowulan ada nilai histories yang sangat panjang sekali.
Seperti
yang saya sampaikan diawal tulisan ini, saat perjalanan bersepeda
berkeliling di area desa Sorowulan di perjalanan kami sempat mampir
berlama-lama pula di sebuah desa Wisata yang sangat asri yaitu desa
Kembangarum; didesa ini terhampar persawahan yang begitu luas; yang
ditengah-tengahnya dialiri sungai tempor yang begitu jernih dan terjaga
kebersihannya. Kejernihan sungai ini dikarenakan warga setempat sangat
mematuhi aturan setempat yang melarang membuang sampah di sembarang
tempat.
Yang paling unik, disekitar persawahan tersebut disediakan bale-bale yang mirip dengan gazebo tradisional Jawa untuk beristirahat. Bale bale tersebut sangat bersih dan terawat. Salah satu gazebo bahkan dibuat dari kayu jati dan memang tampak kokoh, serta jauh lebih ‘mewah’ dari bale-bale pada umumnya.
Pengunjung yang datang disini akan dijamu dengan berbagai makanan tradisionil.
Saat
tiba makan siang akan dihidangkan menu dengan lauk ala pedesaan. Sayur
lumbu (daun talas) ditemani dengan telur, tempe, dan krupuk gendar.
Makan siang yang sederhana tersebut mampu melengkapi kenyamanan suasana
pedesaan yang dirasakan
Dan yang paling menggelitik adalah motto desa Kembangarum yaitu : “Anda datang senang; pulang pintar”.
Hal tersebut dikarenakan desa Kembangarum juga telah berkembang sebagai
desa Wisata Pendidikan yang bisa terlihat dalam foto yang saya sertakan
bersama tulisan ini, yaitu berupa adanya perpustakaan alam yang berdiri
diatas gubug sederhana tapi sangat cocok untuk belajar dengan kesegaran
pikiran yang bisa terjaga oleh karena suasana sekitar.
Selain
sebagai wisata pendidikan, kembang arum juga dikembangkan juga sebagai
desa wisata pertanian, perkebunan, wisata air, perikanan, pemukiman,
seni budaya, kuliner, dan outbound. Yang tidak kalah menariknya adalah
wisata perfilman. Sudah banyak film/feature yang dibuat di Desa Wisata
Kembang Arum ini seperti Si Bolang, Wisata Kuliner, Jelang Siang.
Sekitar 27 film yang sudah dibuat dan ditayangkan oleh RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Jogja, dll.
Untuk yang ringan-ringan tapi sangat menghibur adalah sering diadakannya berbagai lomba unik untuk meramaikan acara di Kembangarum. Seperti lomba balap sepeda onthel di pematang sawah, sambil membawa rumput yang diikatkan pada bagian belakang sepeda. Lalu lomba ngluku, atau dikenal dengan membajak sawah. Lomba ini ditujukan bagi para wisatawan yang berkunjung.
Untuk
penginapan desa Kembangarum juga memberikan fasilitas penginapan. Bisa
tinggal bersama warga setempat atau menyewa rumah yang disediakan.
Sekitar 10 rumah tradisional siap disewakan bagi pengunjung yang
berminat.
Demikian
sedikit gambaran tentang Situs Sorowulan dan desa wisata Kembangarum
yang dalam waktu dekat ini akan ada acara wisata sepeda yang digagas
oleh Dinas Pariwisata Jogjakarta serta direncanakan akan diikuti oleh
berbagai komunitas sepeda di Jogja…
Jadi,
bila Anda ingin bersepeda sambil berwisata ditempat yang nyaman dan
asri sambil menapaki sejarah perjuangan bangsa kita, mari persiapkan
sepeda Anda dari sekarang untuk gowes bareng-bareng di situs Sorowulan
dan desa Kembangarum yang memang asri dan banyak gadis yang
cantik-cantik dan arum …
Have a nice a pit …
Dari berbagai sumber
Kompasiana HL | 27 May 2010http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/05/27/mari-gowes-di-desa-wisata-yang-memang-sangat-yesss-150603.html
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar