"Ruang tunggu motor mogok Jogja"
Rabu, 30 Januari 2013
Jengah dengan Walikota Jogja?
(salute to : pesepeda Jogja)
Salah satu street Art dengan tulisan cukup menggelitik :
"Ruang tunggu motor mogok Jogja"
"Ruang tunggu motor mogok Jogja"
.
Bila
Anda adalah penduduk Jogja atau bila Anda adalah penduduk luar kota
Jogja yang dua hari terakhir ini berada di Jogja, dan bila Anda adalah
pengguna jalan yang baik dan cermat, tidak pernah tergesa memacu
kendaraan Anda, apalagi saat berada di traffic light biasa tertib dan
selalu menjalankan kendaraan Anda dengan start perlahan; Anda akan
mendapati beberapa “street art” terpampang di beberapa ruas jalan kota
Jogja, tepatnya di ruang tunggu sepeda persis di depan traffic light …
Dan diantaranya adalah di traffic light timur KFC Jl Jendral Sudirman, perempatan Galeria Mall atau lebih tepatnya timur Rumah Sakit Bethesda, di Tugu dan Gondomanan.
.
Gambar sepeda yang lebih "bernilai" seni terpampang di Jl Jend Sudirman.
.
Lalu, kenapa sih kok muncul “street art” dibeberapa ruas jalan tersebut ?
.
Simak saja topik beberapa harian di Jogja hari ini, rabu tanggal 30 Januari 2013, antara lain adalah :
Tribune Jogja
menulis dengan judul : Komunitas pesepeda kecewa ketidak pedulian
Pemkot Jogjakarta,Vallone CS saweran perbaiki fasilitas untuk sepeda
Harian Jogja menulis dengan topik : Pesepeda swadaya mengecat ruang tunggu sepeda.
Sedangkan Jawa Pos menulis dengan judul “Pesepeda jengah dengan janji Walikota, urunan cat perbaruhi ruang sepeda”, “ Pemkot belum Anggarkan Dana”.
.
Ya!
Setelah
melihat berbagai kritikan dan masukan dari para pesepeda diberbagai
media, baik media cetak maupun jejaring sosial, pun dengan langsung
bersepeda dalam jumlah ribuan dengan Start di depan rumah walikota,
akhirnya selang sekitar seminggu kemudian yaitu pada tanggal 6 oktober
2012 Walikota Jogja Haryadi Suyuti ikut bergabung bersama
ribuan pesepeda Yogyakarta dan sempat berikrar akan mendukung budaya
bersepeda dan menggaungkan kembali Segosegawe, serta dalam waktu dekat
akan memperbaiki fasilitas sepeda …
Namun
hingga beberapa bulan kemudian, ternyata janji tersebut belum juga
dipenuhi, maka hal itulah yang menyebabkan sahabat-sahabat pesepeda
bergerak sendiri dengan tanpa menunggu komando atau bahkan meminta dana
dari manapun untuk melakukan perbaikan ruang fasilitas sepeda, terutama
adalah ruang tunggu sepeda …
.
Mengenai
adanya gerakan spontan dan swadaya teman-teman untuk perbaikan tersebut
memang ada banyak komentar, diantaranya adalah hampir sama seperti
dalam judul di media seperti yang saya sebut diatas; bahkan ada juga
yang menafsirkan sebagai bentuk perlawanan pesepeda Jogja pada walikota
Jogja ...
Terhadap tafsir tersebut Jamalludin Latif,
salah satu tokoh pesepeda Jogja mengatakan dengan lugas, bahwa itu
bukan bentuk perlawanan akan tetapi upaya perbaikan fasilitas sepeda
secara mandiri dari para pesepeda sendiri …
Tapi,
apakah memang para pesepeda Jogja sudah pada jengah dengan Walikotanya
seperti apa yang ada dalam topik Jawa Pos hari ini ?
Sebaiknya
Anda jangan mempunyai pikiran negatif seperti itu, sebab jawaban yang
lugas dari bung Jamalludin Latif diatas kiranya sudah cukup, termasuk
tindakan nyata dalam perbaikan fasilitas pesepeda di Jogja, tanpa harus
menunggu bantuan dari yang berwenang yang dalam kenyataannya memang
“sangat lambat”, tidak seperti apa yang dijanjikan, kalah cepat dengan
gerakan teman-teman pesepeda Jogja
Gerakan semangART kemandirian pesepeda Jogja!
.
Sebagai
penutup, silahkan Anda cermati video pendek yang cukup unik dan
menggelitik berikut ini, sebuah gambaran betapa sepeda selalu
dipinggirkan, sehingga harus tersisih dan terpepet menuju ke emperan jalan/trotoar!
.
Salam gowes, dari pesepeda Jogja
Mereka bekerja, dipagi buta!
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
Komentar :
Posting Komentar